PEMKOT PANGKALPINANG JALIN KERJASAMA JADIKAN SAMPAH UNTUK CO-FIRING PLTU

SHARE

Pangkalpinang, Bappeda 12/4/22. Dalam rangka mengatasi penumpukan sampah di Kota Pangkalpinang yang terus meningkat diperlukan langkah-langkah strategis agar tidak menimbulkan permasalahan baru yang berdampak pada lingkungan. Oleh karenanya Bappeda dan Litbang Kota Pangkalpinang menginisisasi fasilitasi paparan dari perusahaan listrik plat merah PT PLN (persero) UPK Bangka Belitung melalui rapat koordinasi teknis pada Selasa 12/4/2022 di ruang rapat Bappeda dan Litbang. Rapat ini dihadiri Kepala Bappeda, M. Belly Jawari, ST., M.Si. didampingi Kepala DLH, Endang Supriyadi, ST., M.Si. dan OPD terkait antara lain dari Bidang Pertanahan PUPR, Bidang Aset dan Pendapatan Bakeuda, Bagian Administrasi Pemerintahan Setdako serta jajaran PT PLN Unit Pelaksanan Pembangkitan Bangka Belitung.

Dalam sambutannya Belly menjelaskan bahwa produksi sampah Kota Pangkalpinang bisa mencapai 150 ton per hari. Hal ini tentu menjadi permasalahan persampahan yang belum kunjung teratasi di ibukota provinsi ini. “Oleh karena itu kebijakan PT PLN menjadikan Kota Pangkalpinang sebagai lokasi co pilot project rencana pemanfaatan sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat untuk co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ini harus kita dukung dan kita support. Namun demikian kita perlu dengarkan dulu paparan dari PLN”, lanjut Belly.

Sementara perwakilan Manajer PLN UPK Bangka Belitung dalam paparannya menjelaskan bahwa kebijakan pemanfaatan sampah untuk bahan bakar pembangkit listrik ini didasrkan pada isu strategis RUPTL 2019 – 2028 target Bauran Energy Nasional untuk Energi Baru Terbarukan (EBT) 23% pada tahun 2025. Kemudian COP21 Paris Agreement, pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) 29% terhadap BAU pada tahun 2030 serta komitmen Indonesia dalam memberikan kontribusi terhadap solusi perubahan iklim global. Bahan bakar jumputan padat yang digunakan adalah tipe fluff / cacah untuk PLTU, tipe pellet untuk PLTU CFB, tipe briket untuk PLTU stoker. Alur proses pengolahan sampahnya adalah dari sumber sampah lalu pemilahan sampah, biodrying, pencacahan, dan packing. Untuk kepentingan pilot project ini Pemkot Pangkalpinang perlu penyediaan lahan dengan luas minimal 400 m² untuk membangun tempat BBJP PLANT. Projeck ini ditargetkan sudah launching pada minggu pertama Desember 2022. (Dicha)